WEBINAR PELATIHAN NAVIGASI ADVENTURE 2021
Pemateri : Rahman Mukhlis (Ketua Harian DPP APGI)
Link Live Streaming Youtube Webinar Pelatihan Navigasi Adventure Brahmahardhika 2021
Brahmahardhika ditahun 2021 ini, tepatnya pada tanggal 26 Juni menyelenggarakan event Pelatihan Navigasi yang bisa dibilang cukup menarik. Webinar Pelatihan Navigasi Darat bertaraf Nasional dengan tema
"Cara Mudah Belajar Ilmu Navigasi" ini mengundang antusiasme
masyarakat dari berbagai kota baik masyarakat umum maupun dari siswa-siswi
pecinta alam di Seluruh Indonesia.
Banyak peserta dikalanagan tidak hanya kalangan pencinta dan penggiat alam yang antusias mendaftar untuk bisa mengikuti kegiatan ini. Bisa dilihat dari antusiasme peserta dari awal pendaftaran yang jumlahnya cukup banyak membuat kuoata webinar untuk umum cepat penuh dan hanya tersisa untuk kuoata sispala di minggu akhir sebelum pendaftaran ditutup. Tak jarang peserta yang ingin mendaftar kehabisan slot dan hanya mengikuti kegiatan di Live Stream Youtube.
Pada webinar kali ini Brahmahardhika Mapala FKIP UNS menghadirkan pembicara yang sangat keren dengan segala pengetahuan dan pengalamannya sebagai seorang Climber dan juga Pemandu Gunung yang sudah sangat ahli. Mas Rahman Mukhlis (ig:@rahmanmukhlis) sendiri merupakan Ketua Harian dari DPP APGI (Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia). Beliau juga menjabat sebagai Direktur Operasional di Main Outdoor (PT. Manusia Alam Indonesia), sebagai Konsultan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kabid Lingkungan dan Budaya IATTA. Dengan banyaknya pengalaman dalam mendaki dan menajadi pemandu gununng mas Rahman Muklis sendiri sudah tidak bisa diragukan lagi ilmunya dalam bernavigasi. Beliau merupakan lulusan S1 Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Jakarta. Mas Mukhlis telah memperoleh banyak sekali sertifikasi kompetensi dari BNSP (Sebagai Pemandu Wisata Gunung Ahli, Fasilitator Experience Learning Utama, Asesor Kompetensi, Master Trainer), Kemudian Sertifikasi Basic Life Support AGD 118, Diklat APGI (Bimbingan Teknis Pemandu Wisata Gunung dan Pelatihan Instruktur Pemandu Wisata Gunung), Diklat AELI (Dengan mengikuti Workshop Dasar Fasilitator Experiental Learning) dan Diklat KMPA Eka Citra Universitas Negeri Jakarta.
Walaupun hanya terselenggara secara online via Zoom Meeting dan Live Streaming YouTube Brahmahardhika Mapala FKIP UNS, namun tidak mengurangi semangat dan antusias peserta untuk belajar ilmu navigasi. Dilihat jumlah peserta yang mengikuti sejumlah lebih dari 350 peserta dari Zoom Meeting dan lebih dari 500 peserta di Live Stream Youtube. Adapun susunan acara yang berlangsung kemarin sebagai berikut:
- Pembukaan Oleh MC Sendy (Diksar 39) dan Winda (Diksar 38)
- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars Brahmahardhika
- Sambutan Ketua Panitia (Saudari Aisy Diksar 38)
- Sambutan Ketua Umum Brahmahardhika (Saudara Iqbal Diksar 37)
- Sambutan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIP UNS (Prof. Dr. Slamet Subinatoro, M.Si.)
- Sambutan Wakil Rektor Bidang Akademik Riset dan Kemahasiswaa Universitas Sebelas Maret Surakarta (Prof.Dr.Ir. Ahmad
Yunus, M.S.)
- Penyampaian Materi oleh pemateri
- Sesi Tanya jawab dan Quis
- Kesimpulan oleh Moderator (Saudara Dion Diksar 38)
- Penutupan Oleh MC
Mas Rahman Mukhlis menyampaikan materi Navigasi darat mulai dari materi dasar seperti gambaran umum tentang navigasi. Navigasi sendiri merupakan suatu teknik untuk menentukan posisi dan arah lintasan perjalanan baik di peta maupun medan sebenarnya. Pengetahuan tentanng navigasi itu sendiri meliputi Pengetahuan dalam:
- Pembacaan dan Penggunaan Peta
- Penggunaan Kompas
- Teknik Peta-Kompas
Adapun Kunci kita dalam memahami Navigasi darat itu ada 2 yakni :
- Mampu membaca dan merakam bentuk fisik muka bumi
- Mampu menggunakan alat-alat navigasi
Adapun alat-alat navigasi itu berupa Kompas, Peta, Protaktor, GPS, Alat Tulis (Buku, Pensil, Bolpen, Penggaris) dan Altimeter.
Bagi yang belum tau, Peta itu merupakan gambar seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diproyeksikan pada suatu bidang datar dengan perbandingan tertentu. Macam-macam peta sendiri ada Peta Geografi, Peta Teknik, Peta Tematik dan Peta Topografi. Disini akan kita bahas satu persatu-satu pengertiannya.
PETA GEOGRAFI
Peta Geografi adalah peta yang menyajikan gambar seluruh bentuk permukaan bumi, dengan skala yang lebih kecil dari 1:250.000. Contohnya seperti Globe.
PETA TEKNIK
Peta Teknik merupakan Peta yang menyajikan gambar permukaan bumi untuk menunjang kebutuhan tertentu dengan skala lebih dari 1:25.000. Contohnya adalah Peta Orienteering.
PETA TEMATIK
Peta yang menyajikan gambar informasi yang mempunyai tema atau kebutuhan tertentu. Contoh : Peta Potensi Ikan Perairan Indonesia.
PETA TOPOGRAFI
Peta yang menggambarkan semua unsur topografi yang nampak di permukaan bumi baik unsur alam ataupun buatan manusia serta menggabarkan relief permukaan bumi. Biasanya menyajikan gambar pemukaan fisik bumi dalam bentuk kontur dengan rinci. Skala antara 1:250.000 - 1:25.000. Contohnya : Peta Situ Lembang.
Peta sendiri memiliki beberapa unsur-unsur yang terdapat didalamnya seperti:
- Judul Peta, adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain yang menonjol.
- Keterangan Pembuatan/ Tahun Pembuatan, merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi pembuat. Biasanya dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta.
- Nomor Lambar Peta (NPL), adalah angka yang menunjukan nomor peta. Dicantumkan di bagian kanan atas. Pembagian Lembar Peta adalah penjelasan nomot-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan, yang tujuannya untuk memudahkan pengelolaan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.
- Koordinat Peta, adalah pepotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam koordinat ada Koordinat Geografis (Sumbu yang digunakan adalah Garis Bujur (BB dan BT), yang berpotongan dengan garus lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunaan derajat, menit dan detik. Misal Koordinat : 106 32' 12'' BT, 06 17' 14'' LS) dan Koordinat UTM (Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinat (y) pada koordinat grid. Kedudukan suatu tiitk dinyatakan dalam ukuran jarak (merek), sebelah selatan ke utara dan barat ke timut dari titik acuan.
- Skala Peta, adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat dituliskan.
JARAK PETA x SKALA =JARAK DI MEDAN SEBENARNYA
Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis). Misalnya Skala 1:25.000, bearati 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan sebenarnya.
- Orientasi Arah Utara, pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus diperhatikan sebelum menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis. Tiga arah tersebut adalah utara sebenarnya (True Nort/US/TN) diberi simbol *, yaitu utara yang melalui Kutub Utara di Selatan Bumi, Utara Peta (Grid North/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar
dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta. Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol T (anak panah
separuh), yaitu Utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Utara
magnetis selalu mengalami perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau ke
Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi bumi. Hanya ada di medan.Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain:
- Penyimpangan sudut antara US - UP balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Peta (IP) atau Konvergensi Merimion. Yang menjadi patokan adalah Utara Sebenarnya (US). iP = US+UP
- Penyimpangan sudut antara US - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yang menjadi patokan adalah l Utara sebenarnya.IM = US +UM
- Penyirnpangan sudut antara UP - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Utara Peta Utara Magnetis atau Deviasi. Yang menjadi patokan adalah Utara Peta. SP = UP+/- UM.
- KONTUR
Kontur adalah garis Khayal yang menghubungkan titik ketinggian yang sama
dari permukaan air laut.
- KARVAK
Merupakan pembagian daerah tertentu menjadi bagian berupa bujur sangkar.
Beberapa peta tidak mempunyai Karvak, sehingga kita harus membuat Karvak
secara manual.
- LEGENDA PETA
Legenda Peta adalah informasi tambahan untuk
memudahkan interprestasi peta. Baik dari unsur-unsur peta yang dibuat oleh alam maupun manusia,
informasi tambahan tersebut tidak disajikan sesuai
dengan skala peta. Pada umumnya legenda peta
disajikan dalam bentuk gambar beserta keterangan
tertulis, termasuk perbedaan warna-warnanya (hanya
untuk peta berwarna).
PEMBACAAN PETA (INTERPRETASI PETA)
Setelah mengetahui unsur-unsur yang ada, tahap selanjutnya adalah mempelajari
cara membaca informasi yang ada di dalam Peta.
Membaca Garis Kontur
Secara umum sifat-sifat Kontur adalah :
- Garis kontur yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
- Garis kontur tidak bercabang dan tidak berpotongan.
- Beda ketinggian (Interval Kontur) selalu sama walupun kerapatannya berbeda,
kecuali di tentukan lain. Rumus interval kontur : 1/2000 x skala peta
- Garis kontur yang menjauhi puncak dan membentuk huruf “U” disebut
Punggungan.
- Garis kontur yang mendekati puncak dan membentuk huruf “V” tebalik disebut
Lembah dan biasanya terdapat sungai.
- Garis kontur yang jarang (renggang) merupakan daerah yang LANDAI.
- Garis kontur yang rapat merupakan daerah yang TERJAL, jika garis kontur
bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90°.
- Indeks kontur dinyatakan dengan garis tebal dan garis ketinggian pertama telah
mempunyai nilai.
Membaca Karvak dan KoordinatPada tahap ini kita akan sering mengggunakan protaktor. dengan menentukan lintang dann bujur.
TEKNIK PETA KOMPAS
Kedudukan pada peta dapat ditentukan baik untuk mencari, menetapkan,
mengetahui posisi kita sendiri, maupun posisi orang lain. Penentuan posisi ini
dapat dilakukan dengan syarat telah diketahui minimal 2 (dua) titik, yaitu
kedudukan titik tersebut pada peta maupun posisi sebenarnya di lapangan. Untuk
menentukan kedudukan/posisi, baik di peta maupuan di lapangan dapat
menggunakan Teknik Peta-Kompas.
Azimuth – Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang navigator.
Atau bisa disebut sudut dari kita ke sasaran. Untuk mengetahui sudut kompas kita
sesuai, kita gunakan back-azimuth, rumusnya (biar buas pake rumus.
– Bila sudut kompas >180°
, maka sudut kompas dikurangi 180°
– Bila sudut kompas <180°
, maka sudut kompas ditambah 180°
ORIENTASI PETA
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan
peta dengan medan sebenarnya ( atau dengan kata
lain menyamakan utara peta dengan utara
sebenarnya.
Metode passing compass/man to man
(pergerakan sudut kompas) adalah membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara
membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah
perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back
azimuth.
2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada
lintasan yang dilalui.
3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik
bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah
arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat
dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda.
RESECTION
Resection adalah suatu teknik untuk menentukan posisi kita sendiri, baik di peta
maupun di lapangan, Langkah-langkah :
– Orientasi peta dengan benar
– Tandai kedudukan dari dua titik yang sudah kita kenali/ketahui, baik di lapangan
maupun di medan sebenarnya.
– Bidikkan kompas ke arah kedua titik medan tersebut, catat sudut kompasnya dan
hitung back-azimuthnya lalu tandai di peta.
– Tarik garis tegak lurus dari kedua titik medan tersebut sesuai dengan backazimuthnya hingga berpotongan .
– Titik perpotongan itu adalah posisi kita
INTERSECTION
Intersection adalah suatu teknik untuk menentukan posisi yang
belum kita ketahui (orang lain), baik di peta maupun di lapangan,
Langkah-langkah :
– Orientasi peta dengan benar
– Carilah dua posisi yang sudah kita ketahui, baik di peta
maupun di lapangan dan tandai di peta (dapat menggunakan
GPS ataupun resection terlebih dahulu).
– Bidikkan kompas ke sasaran dari kedua posisi yang sudah
diketahui tersebut, catat sudut kompasnya (azimuthnya).
– Tarik garis tegak lurus dari kedua posisi tersebut sesuai
dengan azimuth yang didapat hingga berpotongan.
– Titik perpotongan itu adalah posisi yang kita cari.
ESTIMASI WAKTU PERJALANAN
RUMUS NAIZMITH
1. Untuk jalan mendatar, setiap 5 km memerlukan waktu tempuh 60 menit
2. Untuk jalan menanjak setiap 300 m memerlukan waktu tempuh 30 menit
3. Untuk jalan turunan yang sedang kurangi 10 menit setiap 300 m ( 20 menit)
4. Untuk jalan turunan yang terjal, tambahkan 10 menit setiap 300 m (40 menit)
Semua ketentuan di atas berlaku untuk kondisi normal
MERENCANAKAN LINTASAN
1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan
untuk resection dari titik-titik tersebut.
2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai
patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering
mungkin.
4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi
yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan
hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan
sebagainya.
5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi
dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko
bisa diminimalkan
PENERAPAN BEBERAPA
TEKNOLOGI UNTUK
MELAKUKAN NAVIGASI
▪ WAYPOINT adalah titik lokasi yang tersimpan ke dalam perangkat ketika anda melakukan plot di lokasi anda berdiri. Waypoint hanya menyimpan 1 titik lokasi dan membuat informasi latitude, longitude, altitude.
▪ ROUTE adalah kumpulan titik-titik waypoint yang disatukan menjadi garis dan menjadi acuan untuk perjalanan anda. Jika anda sudah selesai melakukan perjalanan, maka rekaman perjalanan anda akan menjadi track.
▪ TRACK adalah rekaman perjalanan pada perangkat yang berupa garis pada peta. Track memuat informasi kemanapun anda bergerak.
Untuk jenis-jenis Platform/aplikasi yang bisa digunakan untuk navigasi seperti yang sudah mas Rahman Mukhlis sampaikan ada Aplikasi Google Earth, Google Maps, My Maps atau yang bisa kita gunakan adalah GPS. Teknologi yang bermacam-macam ini tentu akan memudahkan kita dalam bernavigasi dan kita bisa memilih teknologi yang menurrut kita sesuai dengan kebutuhan kita saat bernavigasi.
GPS sendiri merupakan sistem navigasi dengan menggunakan teknologi satelit. GPS Receiever sendiri berfungsi untuk menerima data dari satelit dan memprosesnya untuk menentukan posisi, arah, jarak, dan waktu di bumi.
Aplikasi GPS yang dapat digunakan di
smartphone secara online maupun
offline untuk mengetahui koordinat
posisi, merekam perjalanan, hingga
marking posisi salah satunya adalah View Ranger Apps.
Mungkin itu rangkuman materi yang telah disampaikan oleh Mas Rahman Mukhlis. Teman-teman bisa menyimak materi pemaparan materi melalui Youtube di Channel Yuotube Brahmahardhika Mapala FKIP UNS. Atau bisa klik link berikut ini
https://youtu.be/ijgbILSDZlw. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
👤 FB: Brahmahardhika MAPALA FKIP UNS
📷 Instagram: brahmahardhikafkipuns
📹 YouTube: BRAHMAHARDHIKA MAPALA FKIP UNS
🌎 Blog: brahmahardhika.blogspot.com
📧 email : brahmahardhikafkipuns@mail.uns.ac.id