OUR BLOG

LKPA CAVING 2020


Salam Lestari!!🌱
Penelusuran gua atau biasa disebut "Caving" dalam dunia kepecintaalaman. Nah, caving sendiri berasal dari kata cave yang berarti gua. IUS (International Union of Speleogy) yang merupakan para penliti gua dari UNESCO PBB mengartikan gua sebagai "Ruang bawah tanah yang dapat dimasuki oleh manusia". Gua memiliki ciri khas dalam mengatur suhu udara di dalamnya, yaitu pada saat udara diluar panas, maka udara di dalam gua akan terasa sejuk, begitu sebaliknya. Sifat tersebut menyebabkan gua dipergunakan tempat berlindung. Jenis gua di Indonesia kebanyakan batuan gamping/karst. 

Pada tahun ini kami melakukan latihan kepecintaalaman caving di daerah Kabupaten Wonogiri yang daerahnya merupakan daerah karst. Untuk lokasi tepatnya berada di Dusun Ngaluran, Desa Sumberagung, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Untuk nama gua yang kita eksplorasi yaitu Luweng Songo dan Luweng Songgembrong. Kedua gua tersebut berada di alirah Sungai Bengawan Solo Purba yang saat ini sudah tidak terdapat air lagi dan sudah menjadi pemukiman warga juga, ketika dilihat pada Maps akan sangat terlihat bentukan aliran sungainya.
Luweng Songo memiliki debit air yang mencapai 22 liter per detik yang ditemukan sejak tahun 2008. Pada 2009, Pemprov Jateng memberikan bantuan sebesar Rp 350 juta untuk mengangkat dan menyalurkan air dari luweng ke permukiman yang juga bekerjasama dengan Metala FE UMS. Sumber air Luweng Songo mulai dialirkan ke permukiman pada 2011 sampai sekarang dapat mengaliri 3 desa di sekitar gua. Selain dari pemanfaatan airnya, Luweng Songo juga cocok untuk pengaplikasian materi caving kami yaitu pemetaan gua dan eksplorasi gua karena Luweng Songo mempunyai Entrance yang cukup lebar dan vertikal sampai pitch 2, untuk pitch-pitch selanjutnya memiliki jalur horizantal. Memiliki pemandangan bawah tanah yang memberikan kesan sangat menarik dikarenakan ornamen-ornamen Gua yang masih hidup.

Luweng Songgembrung merupakan gua horizontal yang letaknya tidak jauh dari Luweng Songo. Di Luweng Songgembrung ini kami melakukan eksplore saja namun belum sampai bottom gua karena keterbatasan alat dan kurangnya perhitungan ternyata di gua ini memiliki jalur yang vertikal.

Kami melakukan perjalanan dari sekretariat menuju lokasi sekitar 2 jam dengan 13 orang personil menggunakan sepeda motor. Sesampainya di lokasi Luweng Songo kami melakukan persiapan untuk praktik Vertical Rescue dengan sistem Counter Balance. Di hari berikutnya ada pembagian tim untuk eksplore di Luweng Songo dan Luweng Songgembrung yang dilaksanakan seharian penuh. Tidak lupa untuk malamnya kami melakukan evaluasi dan briefing untuk kegitatan keesokan harinya yang akan di isi dengan praktik pemetaan gua menguunakan sistem Top to Bottom. Keesokan harinya sebelum melakukan pemetaan gua dilakukan di Luweng Songo kami melakukan persiapan mulai dari masak untuk sarapan, pengecekan alat SRT dan pemetaan gua. Tidak lupa setelah sarapan kami juga mempersiapkan bekal untuk dibawa ke bawah gua. Pemetaan berlangsung sampai setengah hari. Setelah itu kami mempersiapkan untuk pulang. Sebelum pulang kami juga harus melakukan pengecekan ulang untuk alat-alat dan perlengkapan lainnya. Setelah semua beres, barulah kami melakukan perjalanan pulang ke sekretariat Brahmahardhika kami tercinta. Itulah sedikit kisah perjalan LKPA Caving kami. Terimakasih untuk seluruh pihak yang telah membantu kegiatan ini.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya cmiw...
________________


-Viva Brahmahardhika-
.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ 
👤 FB: Brahmahardhika MAPALA FKIP UNS 
📷 Instagram: brahmahardhikafkipuns 
📹 YouTube: BRAHMAHARDHIKA MAPALA FKIP UNS 
🌎 Blog: brahmahardhika.blogspot.com 
📧 email : brahmahardhikafkipuns@mail.uns.ac.id

BRAHMAHARDHIKA Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Gambar tema oleh merrymoonmary. Diberdayakan oleh Blogger.