Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari
cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik
keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta dan
kompas (wikipedia)
Latihan Kepecintaalaman (LKPA) terprogram navigasi
darat pada periode ini dilaksanakan pada hari sabtu-minggu, 20-21 mei 2017 di
kawasan Tlogo Dlingo, Karanganyar. Dalam latihan kali ini kita belajar tentang mengenal
tanda-tanda medan, plotting koordinat dan juga resection. Dalam navigasi
darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan
dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh misalnya kita ingin pergi ke
suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi,
dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan
mengolahnya sehingga kita dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang
matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi
sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan
pembuatan medan lintasan.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan sebelum kita memplot jalur lintasan.
· Pertama, kita harus
membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda
medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti
resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas,
dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.
· Kedua, selain informasi
yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika kita punya
informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan kita plot. Misalnya
keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi
dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang kita dapat, semakin matang
rencana kita.
Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur
lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur
lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir.
Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa
garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita
berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda
medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/ guide sungai. Jalur
ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan,
dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.
Dengan diadakan latihan semacam ini diharapkan
kemampuan kita dalam bernavigasi bisa lebih baik lagi kedepannya mengingat pengetahuan
navigasi
darat juga diperlukan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban
kecelakaan atau tersesat di gunung dan hutan, dan juga untuk keperluan olahraga
antara lain lomba orienteering. Tetap semangat
dan nantikan latihan kepecintaalaman selanjutnya. Viva Brahmahardhika!!!
(Humas/Brahmahardhika)
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
👤 Fb: Brahmahardhika MAPALA FKIP UNS
📷 Ig: brahmahardhikafkipuns
📧 email : brahmahardhikafkipuns@gmail.com
🌎 blog : brahmahardhika.blogspot.com // brahmahardhika.fkip.uns.ac.id
👤 Fb: Brahmahardhika MAPALA FKIP UNS
📷 Ig: brahmahardhikafkipuns
📧 email : brahmahardhikafkipuns@gmail.com
🌎 blog : brahmahardhika.blogspot.com // brahmahardhika.fkip.uns.ac.id